Selasa, 28 Januari 2014


Berikut adalah struktur organisasi-organisasi yang berada di Desa Kwasen:


SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA KWASEN



SUSUNAN ORGANISASI LPMD



SUSUNAN ORGANISASI BPD



SUSUNAN ORGANISASI KELOMPOK BANGKIT






Selasa, 21 Januari 2014



PETA USAHA TANI DESA KWASEN



PETA ADMINISTRASI DESA KWASEN




PETA POTENSI DESA KWASEN







Minggu, 19 Januari 2014




Tyto Alba Sahabat Petani Kwasen
(Gambar 1:Karantina Tyto Alba)
Berawal dari gagal panen yang terjadi selama dua dekade di desa Kwasen yang sebagian besar luas wilayahnya merupakan lahan pertanian dengan komoditi utama yaitu padi, gagal panen ini dikarenakan oleh hama tikus yang menyerang tanaman padi di sawah-sawah warga. Seorang tokoh masyarakat desa Kwasen yaitu Sarwo Gangsar menyetuskan ide penangkaran burung Tyto Alba yang diadopsi dari desa Mranggen dan Tlogoweru, Demak, yang merupakan asal daerah istrinya Anna Lilyana pada awal tahun lalu, sekitar januari 2013 untuk mengurangi dan membasmi hama tikus di desa Kwasen.
Penangkaran dimulai dengan mendatangkan delapan ekor burung hantu Tyto Alba atau empat pasang burung hantu Tyto Alba oleh pak Sarwo yang sekarang dipercaya oleh warga menjadi kepala desa Kwasen. Burung hantu Tyto Alba yang ditangkar dan dikembangbiakan hingga kini menjadi lima puluh tujuh ekor baik yang dikarantina maupun yang telah dilepas di rumah burung hantu atau yang sering disebut rubuha (pagupon) yang dipasang disekitar ladang dan sawah warga. Penangkaran Tyto Alba ini kemudian dikembangkan oleh kelompok Bangkit yang kini aktif mengembangbiakan dan mengkarantina burung Tyto Alba.
Tyto Alba sering disebut dengan burung hantu putih, burung hantu ini tersebar di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia.  Tyto Alba memiliki ciri-ciri fisik wajahnya berbentuk seperti jantung dengan warna putih dengan tepi coklat. Bulunya lembut dengan warna tersamar dan bagian atas berwarna kelabu terang dengan sejumlah garis gelap dan bercak pucat tersebar pada bulu. Kepala burung Tyto Alba ini besar, kekar dan membulat dengan iris mata berwarna hitam. Tyto Alba merupakan jenis burung hantu yang bersifat noktural, yaitu aktif pada malam hari dengan pendengaran dan penglihatan yang tajam, Tyto Alba mampu mendeteksi keberadaan mangsanya yang berukuran kecil dalam jarak yang cukup jauh. Burung hantu ini memeliki kekurangan untuk mengedipkan matanya, tetapi untuk menutupi kelemahannya Tyto Alba mampu memutar kepalanya hingga 270 derajat.
(Gambar 2 :Tyto Alba)
Pembuatan dan pemasangan rubuha di desa Kwasen dilakukan oleh kelompok bangkit dan warga setiap 50 meter di lahan persawahan dan ladang warga, walau masih sebagian dari luas wilayah yang di pasang rubuha dan dilepas Tyto Alba, tetapi manfaat dari penangkaran dan pengkarantinaan burung Tyto Alba ini sudah dapat dirasakan oleh warga desa Kwasen walaupun belum ada peningkatan hasil panen secara signifikan, tetapi hama tikus dan tikus rumahan yang sering mengganggu dan merugikan aktifitas manusia telah banyak berkurang. Pengkarantinaan burung hantu yang telah dibangun oleh pencetus komunitas Bangkit kwasen, hanya membantu mengembangbiakan Tyto Alba yang masih kecil dengan memberi makan anak Tyto Alba dengan tikus-tikus hasil tangkapan dan buruan warga, serta merawat burung Tyto Alba yang sedang sakit.
(Gambar 3:Pemasangan Rubuha oleh kelompok bangkit dan warga)
Burung Tyto Alba dalam sekali kawin atau musim kawin mampu menghasilkan 3-6 butir telur, dengan jumlah maksimal 12 butir. Pengembangbiakkan burung Tyto Alba mulai dari bertelur hingga menetas semua tanpa campur tangan manusia, manusia hanya membantu memberi makan anak-anak Tyto Alba. Tyto Alba merupakan hewan yang bersifat seperti burung dara, yaitu kembali dimana rumah atau tempatnya berasal. Tyto Alba dewasa mampu mencari makan sendiri, sedangkan Tyto Alba yang masih muda dilatih untuk beradaptasi dengan lingkungan dan rumah barunya.
(Gambar 4:Kegiatan rutin berburu tikus untuk pakan Tyto Alba)
Salah satu keunikan butung Tyto Alba ini adalah apabila petani pemilik Tyto Alba menyayangi dan mampu merawat burung ini dengan baik, burung ini akan setia dan hanya mau memangsa hama tikus yang berada di wilayah sawah atau ladang sang petani. Burung Tyto Alba memulai perburuan pada pukul 18.30 WIB, pada pukul 23.00 WIB kembali berkumpul disekitar karantina dan terbang kembali pada sekitar pukul 00.00 WIB.

Penangkaran Tyto Alba di desa Kwasen juga bertujuan untuk menjadikan desa Kwasen menjadi desa wisata dengan penangkaran dan karantina burung Tyto Alba sebagai potensi istimewa desa, apalagi apabila jumlah burung Tyto Alba di desa Kwasen mencapai jumlah 100 pasang, atau 200 burung.

















Upacara Penerimaan Mahasiswa KKN Undip 2014 Di Kecamatan Kesesi


Posko Tim KKN Undip




Selamat datang di website resmi Desa Kwasen, 

Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan