Kesenian Kuda Lumping
Kesenian ini berdiri sejak tahun 2005, yaitu dengan Pendiri Mbah Damat. Pada mulanya masyarakat Desa Kwasen tidak mempunyai kegiatan apapun, kegiatan masyarakat Desa Kwasen sebagian besar mempunyai kesibukan masing-masing baik yang sibuk mengerjakan sawahnya maupun sibuk dengan aktivitas yang lainnya.
Maka dari situlah ada suatu ide dari warga Desa Kwasen supaya di desanya ada suatu aktivitas yang menghibur, maka muncullah suatu kesenian yaitu Kuda Lumping. Pada awalnya, kesenian ini masih sederhana, yaitu hanya berupa iringan music saja kemudian berkembang lagi dengan ditambah music dangdut dan seterusnya berkembang.Kemudian ditambah lagi tunggangannya yaitu berupa patung singa. Jadi, tidak hanya berupa kuda saja. Alat yang digunakan seperti gamelan dan ditambah dengan seorang sinden untuk meramaikan kesenian ini.
Kesenian ini diadakan ketika ada acara sunatan, sekali tampil biayanya bisa mencapai Rp 3.000.000,-. Kesenian tersebut berfungsi untuk hiburan. Dalam latihannya, biasanya diadakan setiap malam Jum’at, anggota yang memainkan kesenian ini berjumlah sekitar 40 orang.
Sekarang ini, kesenian Kuda Lumping ini berkembang lagi, yaitu dengan ditambah music campur sari, untuk ke depannya nanti kesenian ini akan seperti kesenian Reog Ponorogo yang ada di Jawa Timur.
Sumber: Kasno (Bendahara Kesenian Kuda Lumping Desa Kwasen)
0 komentar:
Posting Komentar